PENGALAMAN ADALAH SESUATU HAL YANG SANGAT BERHARGA

Rabu, 19 September 2012

PENDEKATAN PROSES BELAJAR


1.     PENDEKATAN BEHAVIORISME
Pendekatan ini melihat proses belajar sebagai proses terjadinya hubungan antara stimulus / rangsangan dengan respon / jawaban / antara respon dengan penguatan / reinforcement
Pendekaran ini menekankan pada unsur diluar diri individu (lingkungan yang memberi rangsangan)

2.     PENDEKATAN KOGNITIF
Pendekatan ini melihat proses belajar tidak semata-mata hasil hubungan stimulus – respon tetapi lebih merupakan hasil dari kemampuan individu dalam melakukan fungsi-fungsi psikologis seperti konsep dan ingatan.
Jadi pendekatan ini menitik beratkan pada potensi diri individu.

KELOMPOK TEORI BELAJAR

Ä Behaviorisme menghasilkan teori belajar Operant Conditioning dipelopori SKINER yang menyatakan perbuatan belajar melibatkan 3 tahap.
1.     Hadirnya stimulus
2.     Perilaku atau behavior yang lahir dari individu
3.     Penguatan atau reinforcement yang mengikuti perilaku tersebut.
Ä Pendekatan kognitif melahirkan teori belajar Intrumental Conceptualism dipelopori BRUNER yang menyatakan belajar bukan semata merupakan unit perilaku yang pasif yang terlahir akibat stimulus, tetapi merupakan suatu proses dimana individu sendiri sengaja membuat hal itu terjadi melalui proses menerima dan mengguankan informasi serta menggunakan prinsip dan hukum dan mnerapkankannya.
Ä Gagne menyatakan memang belajar dipengaruhi oleh dua hal yakni dari dalam individu dan diluar individu yang saling berinteraksi, jadi pandangan ini bersifat elektif (perpaduan) dari esensi pandangan Behaviorisme dan Kognitif.
Ä Gagne memerinci proses  belajar menjadi 8 jenis belajar :
1.        Signal Learning / belajar isyarat ialah melakukan / tidak melakukan sesuatu dengan memahami tanda / isyarat, misal berhenti bicara karena mendapat isyarat telunjuk menyilang mulut, berhenti mengendarai sepeda motor diperempatan jalan pada saat lampu merah menyala.
2.        Stimulus Response Learning belajar terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar.
3.        Chaining Learning (belajar rangkaian), belajar terjadi melalui perpaduan berbagai proses stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau spontan.
4.        Verbal Assosiation Learning (belajar asosiasi verbal)  belajar terjadi apabila individu telah mengetahui sebutan bentuk ia dapat menagkap makna yang bersifat verbal.
5.        Discrimination Learning (belajar diskriminasi) belajar terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang luas dan ia mencoba membeda-bedakan hal-hal yang jumlahnya banyak itu.
6.        Concept Learning (belajar konsep) belajar terjadi bila individu berhadapan dengan berbagai fakta / data yang kemudian ditafsirkan kedalam suatu pengertian / makna yang abstrak.
7.        Rule Learning (belajar hukum / aturan) belajar terjadi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa / perangkat data yang terdahulu / diberikan sebelumnya dan menerapkan / menarik kesimpulan menjadi suatu aturan.
8.        Problem Solving learning (belajar pemecahan masalah) belajar terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan.
Pemecahan masalah selalu jamak dan satu sama lain selalu saling berkaitan.

Kesimpulan
Ä   Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individual, yakni peristiwa terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman individu. Pengalaman dapat berupa situasi belajar yang sengaja diciptakan oleh orang lain / situasi yang tercipta begitu adanya.
Ä   Peristiwa yang terjadi karena dirancang orang lain diluar individu sevagai pembelajaran inilah yang disebut proses pembelajaran.

Jadi proses belajar ditandai oleh berubahnya perilaku individu sebagai pembelajar, sedang pembelajaran ditandai oleh terciptanya suasana dan lingkungan belajar yang dirancang oleh orang lain untuk kepentingan perubahan perilaku pebelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar